RSS

Sebuah Sajak dari Sahabat untuk Sahabat



Assalamualaikum Sahabat....
Bagaimana kabar dan keadaanmu? Ku doakan semoga dirimu baik-baik saja di sana dan ku harap kamu selalu berada dalam lindungan-Nya.


Sahabat,
          Ku akui aku sangat merindukan dirimu, merindukan segala kenangan suka-duka yang pernah kita lewati bersama dalam nostalgia dimasa putih biru. Begitu banyak persamaan diantara kita berdua. Kita selalu bersama, hingga mereka bilang di mana ada aku, pastilah ada kamu . Ketika kamu sakit, aku merasakan sakitmu. Ketika kamu bersedih, aku merasakan sedihmu. Dan ketika kamu berbahagia, pastilah aku turut bahagia. Aku sangat mempedulikan segala hal yang menyangkut dirimu, begitu pun kamu, segala hal yang menyangkut diriku, kamu sangat peduli. Tak pernah sedikit pun aku melewatkan kabar tentang dirimu, begitu juga sebaliknya. Ya, begitulah kita (DULU).



     Ketika jarak memisahkan keberadaan fisik, tidak bisa dipaksakan bahwa kita harus tetap berbagi canda tawa dan air mata bersama. Tapi persahabatan ini masih menyisakan rasa yang indah dalam berbagi cerita, aku menceritakan pengalaman dan teman-temanku di sini. Kamu menceritakan pengalamanmu dan teman-temanmu di sana. Aku melihat keceriaanmu saat menceritakan teman-teman barumu, hingga kamu lupa bahwa aku pun ingin bercerita. Tapi aku tak ingin menghentikan keceriaanmu itu. Sempat aku berpikir, pernahkah kamu se-ceria ini ketika menceritakan tentang aku kepada teman-teman barumu? Atau bahkan kamu tidak pernah menceritakan tentang aku dan kita?

          Persahabatan kita teruji waktu, jarak, dan tempat saat kita mulai berada di masa putih abu-abu. Entah apakah ini hanya perasaanku, atau memang benar, semuanya seakan berubah. Kita mulai berjauhan dan semakin menjauh. Tak saling bertukar kabar. Kita disibukkan dengan kegiatan masing-masing di lingkungan yang baru. Hingga kita selalu tidak bisa bertemu. Sesibuk apapun, aku pasti meluangkan waktuku untuk bisa berjumpa dengan sahabatku. Ya, aku merindukan KITA dan kenangan kita yang berharga.

       Yang berharga, dalam sekejap mata menjadi tak berharga. Yang berharga itu kini menjadi yang hampa. Dan itulah yang membuatku sedih dengan perpisahan kita. Pastilah kamu menemukan teman baru di sana. Berelasilah dengannya sampai kalian bisa akrab, ya, sangat akrab seperti kita dulu. Aku akan mendoakanmu dari sini. Belajarlah dari teman barumu. Aku siap mendengar ceritamu tentang mereka, tentang kalian.

Sahabat,
         Maafkan jika menurutmu aku berubah, mungkin menurutmu aku tak bisa lagi menjadi sahabat yang kamu inginkan, aku tak bisa lagi hadir di saat kamu membutuhkan, aku tak bisa lagi mendengar ’Curahan Hatimu’ tentang dia pangeran/putri yang kamu impikan, tentang kesedihanmu, bahkan aku tidak bisa lagi mendengar cerita bahagiamu. Mungkin mereka bisa menggantikan posisiku yang dulu selalu ada saat kamu butuh.


     Satu hal yang harus kamu tahu aku menyayangimu dan ingin kamu bahagia selalu. Menemukan teman berbagi yang baik untuk menjelajahi tempat-tempat baru yang akan kamu jumpai. Agar kamu lebih mengenal apa arti hidup dan persahabatan di dunia ini dan siapa sebenarnya orang-orang yang ada di sekelilingmu. Jika kelak kamu mulai mengingatku kembali, saat mereka tidak ada untukmu, saat kamu letih dan ingin bersandar padaku, aku akan selalu menyiapkan bahu dan kamu boleh menengokku kapan pun kamu mau.

Sahabat,
Tahukah kamu?
Dalam setiap sujud malam ku, aku selalu mendoakanmu. Memohon kepada-Nya segala kebaikan untuk mu, memohon penjagaan-Nya di setiap pijakkan kakimu, dan memohon agar ALLAH SWT menetesi cahaya hidayah–Nya di hatimu. Sahabat, aku ingin semua tetap bersama, aku tetap sahabatmu, mereka tetap teman baruku, mereka tetap teman barumu dan kamu tetap milik kita. KITA SAHABAT.

:) Salam Rindu Sahabat :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penggunaan Bahasa di Jejaring Sosial

Penggunaan bahasa di jejaring sosial (facebook dan twitter) kurang mendidik
 
Kemunculan jejaring sosial memang mendapat apresiasi cukup besar dari masyarakat khususnya remaja. Namun penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia  menimbulkan sorotan besar dari para pengamat. Apalagi kemunculan bahasa gaul yang kini menjadi trend anak muda dikhawatirkan dapat mengikis jati diri Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa gaul, hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering digunakan oleh masyarakat kita, khususnya dikalangan remaja. Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa prokem. Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dan hanya dimengerti oleh mereka. Bahasa prokem yang sekarang ini  sedang menjadi tren di Indonesia terutama pada kalangan remaja adalah bahasa gaul, jika tidak menggunakannya, mereka takut dikatakan  ketinggalan zaman atau tidak gaul. 
 Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya melestarikan bahasa Indonesia. Sebab bahasa merupakan ciri khas negara kita. Bukan bahasa Gaul yang menjadi ciri khas negara kita. Jadi, mulailah belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS