RSS

Rasaku bukan Rasamu

          Aku merasa jatuh yang tak pernah kuduga sebelumnya, hingga sebuah tanya muncul; mengapa bisa? Mengapa kamu? Mengapa pada seseorang yang dapat kuketahui dengan pasti, bahwa ini adalah kemungkinan yang tidak mungkin? Ada rasa yang datang tanpa diundang, hingga tanpa sadar kuletakkan namamu pada urutan paling pertama dalam segala hal. Ada cinta yang sampai kini masih kusangkal. Sebab aku sadar ini adalah rasaku, bukan rasamu.

          Barangkali, begitulah risiko jatuh cinta, andai hati dapat memilih kemana ia akan jatuh, sayangnya tidak bisa. Tidak ada yang salah dengan sebuah rasa. Tidak semua orang yang singgah di hati kita adalah orang yang bisa menetap, ada yang hadir hanya untuk sekedar memberikan jejak. Perkenalan dan pertemuan yang begitu singkat namun membekas, dan meninggalkan sebuah rasa, rasa yang hanya rasaku, bukan rasamu.

          Aku yang hanya bisa melihat profilmu dan last seen mu, kamu online, tapi bukan untukku. Kamu masih terjaga dilarutnya malam, tapi bukan karena ku. Kamu saat ini bahagia, tapi bukan aku alasan dari bahagiamu. Namun, kamu adalah alasanku untuk terus menatap layar ponsel hanya sekedar melihat apakah kamu online atau tidak, kamu penyebab timbulnya senyum dan tawaku yang tak jelas, notifikasi darimu yang aku dambakan. Sepertinya kamu sudah memberikan hatimu kepada seseorang yang kau pilih, yang tentunya rasamu juga untuknya.

          Sementara aku, tinggal di antara ribuan pertanyaan; tentang mengapa kita kemudian dipertemukan. Sementara aku, berdiam di tengah ratusan perkiraan; tentang mengapa kepadamu, jatuhku tampak diizinkan. Jauh, sebelum cinta tampak nyata, sudah kusadari bahwa semuanya akan berakhir dengan sia-sia. Kamu seperti ada untuk kucintai saja, bukan untuk kumiliki. Seperti menggenggam angin, terasa tapi tak tergenggam. Aku hanya menunggu rasaku padamu hilang seperti saat angin menerbangkan dandelion.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Netizen Jakarta Ngobrol Bareng MPR RI




[Kamis, 11/8/16] Netizens Jakarta Ngobrol Bareng MPR RI di Senayan City Mall. Ketika mendengar kata 'MPR' yang ada di benak adalah sesuatu yang kaku. Tapi ternyata tidak se-kaku yang saya kira. 😀 Terlebih saat Ketua MPR Bapak Zulkifli Hasan dan Sekjen MPR pak Ma'ruf Cahyono beserta jajarannya membaur dengan blogger / netizen. 


"Demokrasi saat ini pada umumnya lebih mengedepankan voting daripada musyawarah dalam mengambil keputusan.  Walaupun voting juga salah satu cara pengambilan keputusan. Tapi voting adalah cara terakhir jika tidak ada cara lain yang memungkinkan" Kata Pak Ma'ruf.

Marilah kita mengimplementasikan sila ke 4 dengan membiasakan bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Pak ma'ruf juga menerima masukan dari manapun. Jadi yang ingin menyuarakan aspirasinya silakan, tentunya dengan cara yang sopan.
 
MPR RI berdzikir memiliki tiga agenda besar sepanjang bulan Agustus 2016. Ketiga agenda itu meliputi Sidang Tahunan yang akan dilaksanakan pada 16 Agustus, Hari Konstitusi pada 18 Agustus, dan HUT MPR pada 29 Agustus. Semoga lancar dan menjadi sahabat rakyat 😊








  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

JANJIMU MENGUAP



Aku memilih meng-iya-kan semuanya. Aku memilih diam, pura-pura tidak masalah.  Ini bukan masalah aku terlalu berharap atau kau pemberi harapan palsu. Sama sekali bukan. Ini tentang sebuah janji. Janji yang dengan begitu ringan diingkari. Janji yang selalu terdengar sangat manis, menumbuhkan dan menyuburkan pohon harapan di hati orang-orang yang mendengarnya, orang-orang yang punya harapan, orang-orang yang ditinggali janji itu.
 
Akan tetapi,  janji yang terdengar manis ketika diucapkan, membuat benih harapan tumbuh subur, acapkali terasa sangat pahit ketika mengetahui kenyataannya bahwa janji itu tak pernah ditepati, janji itu teringkari, janji itu tak terpenuhi.

Belajar dari hujan,, Hujan tak pernah menjanjikan pelangi walau pelangi sangat indah. Tak seorangpun akan keberatan atas sebuah janji pelangi. Hujan tak pernah menjanjikannya. Hujan hanya menjanjikan basah dan kesegaran. Dan janjinya selalu ditepatinya. Hujan pula tak pernah menjanjikan mendung, mendung juga tak perrnah menjanjikan hujan.

"Janji itu sudah menguap. Bahkan ketika belum sempat kau penuhi, janji itu sudah pergi entah kemana. Hanya sesaat menerbangkan, tapi kemudian terhempas dan hilang tak jelas arah." — Hujan Mimpi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS