RSS

Untuk Ayah


Ayah..

Saat matahari terbit, kau sudah berangkat
Saat matahari terbenam, kau belum pulang

Ayah..
Kau rela banting tulang
Menyeka buturan-butiran keringat
Hanya demi aku dan keluargamu

Ayah..
Begitu besar pengorbanan mu
Tak dapat aku membalasnya
Terima kasih Ayah

Ayah..
Aku ingin sekali mengatakan sesuatu padamu
Ayah, andai kau tahu
Bahwa putrimu ini sedang tidak punya uang.
Kirim dong yah :D
Hehehehe

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mahasiswa Aktivis


Pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok…

Oke, mari kita alihkan dan hubungkan sejenak peran pemuda dan mahasiswa. Dan tentu kita sama-sama sepakat bahwa mahasiswa adalah pemuda! Pemuda yang intelek lebih tepatnya. Mahasiswa hari ini, boleh jadi akan menjadi pemimpin di masa depan. Dan pemimpin kita hari ini, kebanyakan adalah orang orang yang memiliki basic sebagai aktivis kampus di masa lalunya. Jadi, mahasiswa adalah kader-kader pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Mahasiswa dengan segala dinamika dan keintelek-annya adalah stock pemimpin untuk masa depan.


Sebagai seorang mahasiswa, menjadi aktivis adalah sebuah panggilan moral. Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control sebenarnya adalah penyambung lidah rakyat. Konsekuensinya, tugas mahasiswa tidak hanya belajar dan sibuk dengan tugas-tugas, melainkan juga membumi ke masyarakat. Hal ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menyiratkan aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dari konsep ini dapat terlihat jelas bahwa ruang lingkup mahasiswa adalah studi dan masyarakat.

Mahasiswa dibenturkan kepada dua pilihan yaitu menjadi mahasiswa berorganisasi atau menjadi mahasiswa yang hanya mengejar nilai di kelas untuk prestasinya, hal tersebut bisa membingungkan untuk semua mahasiswa, pribadi seorang mahasiswa bisa terbentuk ketika dia terjun di organisasi dalam kampus ataupun organisasi luar kampus, dikarenakan seorang mahasiswa bisa membentuk karakter dari pergaulan dengan orang-orang yang berada di organisasi, dan dalam organisasi mahasiswa diajarkan dalam beberapa hal yaitu, belajar untuk mengatur hidupnya, di mana pikiran akan terbagi-bagi, anatara berorganisasi dan tujuan utama dari rumah yaitu mengejar prestasi akademis

Ada beberapa aktivis yang berpenampilan urakan, jarang kuliah dan lama lulus adalah sebuah pilihan pribadi dan bukan sebagai konsekuensi logis menjadi seorang aktivis. Dalam hal ini perlu kita jeli membedakan hakikat sebagai seorang aktivis dengan cara seorang individu memilih cara berperilaku.

Ketika di organisasi mahasiswa akan terlatih untuk mengatur waktunya antara kuliah dan berorganisasi, disamping itu di organisasi kita banyak mengalami pengalaman yang sangat bermanfaat untuk menjalani hidup ini. Banyak orang-orang mengatakan bahwa mahasiswa yang terjun di organisasi hanaya mengejar popularitas saja di kampus, yaitu bisa dikenal oleh dosen dan mahasiswa terutama adik tingkat, namun hal tersebut tidak bisa dipungkiri oleh sebagian besar aktivis kampus, namun hal tersebut harus menjadi batu loncatan mahasiswa yang berorganisasi untuk lebih bersemanagat berorganisasi, hal tersebut merupakan sebagian kecil dari manfaat berorganisasi manfaat lainnya sangat banyak ketika seorang mahasiswa berorganisasi.
Seseorang yang matang dikelas belum tentu dia bisa matang hidup sosialnya,

HIDUP MAHASISWA!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BROKEN HOME NOT BROKEN HOPE



      Perceraian yang dulu diangap tabu, kini bak menjadi virus yang trend di tengah masyarakat. Virus, saya menyebutnya virus berbahaya, karena begitu menginjeksi akan berdampak besar bagi struktur rumah tangga yang dibangun puluhan tahun, dan menjadikan masa depan anak menjadi korban.
Pernah terbayang nggak sih, hidup kalian hancur gara-gara orangtua kalian bercerai. Mungkin itu adalah cara penyelesaian yang paling baik untuk saat ini. So, kalian harus kuat menghadapinya.


Broken home sejatinya mulai marak terjadi, mulai dari kedua orang tua yang berpisah hingga keberadaan keluarga yang tak harmonis. Anak-anak menjadi korban dalam kejadian ini, terlebih jika masih di usia belia maupun remaja, sebuah fase labil bagi kehidupan anak.



            Broken home, kata yang mungkin mengerikan untuk sebagian orang. Tapi ketahuilah banyak kelebihan tak terlihat dalam diri anak broken home. Mereka tangguh, mereka kuat, mereka mampu bertahan. Ada sebagian anak broken home yang menyerah dengan keadaan, mengakhiri hidupnya secara tragis. Tapi tak sedikit anak broken home yang memperjuangkan hidupnya, bertahan demi menciptakan kebahagiaan baru yang akan terlahir.

            Saya mempunyai beberapa teman yang anak broken home. Saya masih beruntung tidak memiliki konflik serumit teman-teman saya. Tapi mereka masih bisa tersenyum, tertawa seolah-olah tidak ada masalah, mereka mampu menyembunyikan kesakitan itu. Dari cerita teman-teman saya, penyebab broken home tidak jauh dari kesibukan kedua orang tua, orang tua yang bercerai, orang tua yang tidak perhatian, orang tua yang diambang perceraian, satu orang tua yang meninggal, faktor ekonomi, orang tua yang selalu bertengkar, perselingkuhan.

            Mengertilah, anak hanya membutuhkan perhatian. Itu semua urusan kalian para orang tua yang bermasalah. Ambil jalan terbaik, mereka sebagai anak tidak berhak mencampuri. Tapi orang tua yang baik adalah orang tua yang konsisten. Walaupun sudah bercerai tapi harus selalu siap menjadi orang tua utuh jika anak membutuhkan.

            Dibalik anak broken home, mereka mempunyai kemampuan lebih. Mereka mampu bertahan, mereka lebih kuat dibanding anak yang tidak mengerti masalah itu apa, mereka bisa mengatasinya sendiri. Anak broken home punya berbagai cara untuk menutupi kesedihannya dan sebisa mungkin orang lain tidak mengetahui seberapa sakit mereka. Bercanda tawa itu cara terampuh untuk mereka. Merangkul orang lain padahal dalam hati ia selalu ingin dirangkul. Anak broken home punya kemauan untuk bertahan melanjutkan hidup walau sebagian kecil dari mereka ada yang salah memilih jalan.

            Ketahuilah para orang tua, anak lebih sakit melihat orang tuanya bertengkar dibanding seorang istri yang diselingkuhi. Anak lebih berpengaruh buruk melihat adu mulut orang tua. Anak lebih trauma melihat kelakuan binatang kedua orang tuanya. Anak lebih menderita.

            Jika seorang anak lebih betah berada diluar rumah, lebih nyaman bersama temannya, lebih menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, lebih malas belajar, tanyakan pada diri kalian para orang tua, apa yang salah dari kalian? Sudahkah kalian berperan aktif untuk anak? Anak lebih peka jika merasakan kehilangan kasih sayang.

           Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan kita masih panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlah situasi ini sebagai sarana dan media pembelajaran guna menuju kedewasaan. Ingat, kita tidak sendiri dan bukanlah orang yang gagal. Kita masih bisa berbuat banyak serta melakukan hal positif. Menjadi manusia yang lebih baik belum tentu kita dapatkan apabila ini semua tidak terjadi. Mungkin saja ini merupakan sebuah jalan baru menuju pematangan sikap dan pola berpikir kita.
 
Untuk para orang tua, ketahuilah, mereka telah terluka lebih dari kalian yang dilukai oleh pasangan kalian masing-masing. Orang tua adalah contoh terbaik untuk anak, tapi jika kalian tidak bisa memberikan contoh yang baik, kalian bukanlah orang tua yang menjalankan kewajiban dengan semestinya. Mereka butuh kalian, rangkul mereka saat raut wajahnya berubah. Ayah, ibu, siapapun kalian, air mata selalu jatuh dari matanya tiap malam. Mereka menumpahkannya hanya untuk melegakan sedikit kesesakkan didalam dada. Mereka tidak ingin ada yang mengetahui seberapa sakitnya mereka. Mereka masih memikirkan kebahagiaan orang lain, kebahagian kalian dihari tua. Ayah, ibu, mereka telah berjanji akan membahagian kalian kelak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS